RSS

Saturday, June 1, 2013

Aku atau Kita yang seharusnya kutulis...

Kau tau... Aku menganggapmu sahabat...
Karena ada nyaman saat mendengar ceritamu...
Karena puluhan, ratusan bahkan ribuan hari bersamamu...
Aku menganggapmu sahabat...
Karena aku selalu tertawa mengingat kisah lucu tentangmu...
Juga karena biarpun tidak ada kabarmu, aku selalu memikirkanmu..

Kau tau... Aku menganggapmu sahabat...
Karena kau juga salah satu yang kusebut disetiap doa...
Aku juga meletakkanmu pada setiap harapan baikku..
Aku menganggapmu sahabat...
Karena aku ingat semua hal baik yang kau lakukan buatku...
Juga karena airmata yang kau teteskan saat mendengar cerita pilu..

Kau tau... Aku menganggapmu sahabat...
Karena aku sangat mengenalmu...
Aku bahkan tau setiap kebiasaanmu...

Tapi tunggu...
Semua yang kutulis hanya tentang aku...
Bukankah seharusnya kutulis tentang kita...
Apa berarti, hanya aku yang menganggapmu sahabat...
Sementara kamu tidak...?

Die Log...

Tuhan...
Bolehkan aku bertanya...
Atau mungkin mengeluh...
Kenapa Kau buat ada duka, bukankah seharusnya Kau selalu bawa bahagia...
Kenapa ada pertengkaran, padahal kata mereka Kau membawa kedamaian...
Kenapa kau ciptakan air mata, sementara Kaulah sukacita...
Aku meyakini tidak ada yang tidak sengaja di dunia...
Apa berarti aku juga harus meyakini bahwa sengaja kau hadirkan duka, pertengkaran dan air mata...?
Tuhan... Maafkan aku..
Bukan bermaksud menilaiMu...
Tapi aku sungguh ingin tau...
Kenapa Kau hadirkan mereka yang kami sayang, kalau hanya untuk Kau buat mereka pergi lagi...
Maaf kalau aku banyak bertanya...
Tapi lebih baik kutanyakan padaMu..
Karena jawaban mereka membingungkan, bahkan kadang mereka merasa lebih tau daripada Engkau...
Tuhan... Maaf sekali lagi...
Tapi sungguh aku tidak mengerti...
Kenapa semua makhlukMu akhirnya harus mati...
Yaaaa... Aku juga tau disela sela smua itu kau selipkan juga tawa, bahagia atau apalah namanya....
Begini saja Tuhan...
Akan aku ikuti saja alur cerita ini..
Suatu saat nanti, saat tiba waktuku untuk menghadapMu, aku akan kembali menanyakan semua ini...
Tapi Tuhan... Saat nanti tiba waktuku...
Panggil aku dengan cara yang baik yaa...
Dengan cara yang sederhana saja..
Akh, maafkan aku untuk yang kesekian kalinya Tuhan...
Manusia tetap saja manusia...
Bahkan disaat akhir hidupkupun...
Aku masih meminta semua bisa sesuai mauku...

Rahasia...

Aku meyakinkan diriku untuk mempercayai sesuatu yang kubangun atas nama logika....
Meyakini bahwa niat ini... Niatmu juga...
Bahwa percayamu atas aku... sebesar percayaku atas kamu...
Menyerahkan diri pada godaan untuk memilikimu....
Memasrahkan rasa ini pada egoisku untuk merahasiakanmu...
Menyimpanmu dalam hati...
Karena hanya aku dan Tuhan yang boleh tau..
Kubangun terus logika....
Tapi kenapa masih ada marah...
Tiba tiba ada tangis...
Ada rindu seketika berbaur kecewa...
Iya... Aku lupa....
Bahwa manusia ditakdirkan untuk hidup dengan 1 elemen lain selain logika...